Wednesday, October 5, 2016

No 14 Dunia dan pencapaian lain TNI

Militer RI NO 14 Dunia dan paling menakutkan di belahan bumi selatan?
pada kesempatan kali ini bertepatan dengan Ulang tahun TNI yang ke 71 kita akan membahas tentang fakta ataupun prestasi yang diraih oleh angkatan perang  NKRI.

sejarah singkat tentang TNI
 Tentara Nasional Indonesia atau biasa disingkat TNI adalah nama sebuah angkatan perang dari negara Indonesia. Pada awalnya (5 oktober 1945) dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) kemudian berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian diubah lagi namanya pada 3 juni 1947 menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga saat ini.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara

Pencapaian  TNI

Paling Menakutkan Di Belahan Bumi Selatan


Tidak main-main, kekuatan militer Indonesia pernah tercatat sebagai kekuatan militer paling kuat dan disegani di wilayah belahan bumi selatan pada era 1960-an, terutama angkatan udaranya (waktu itu bernama AURI). Memiliki pesawat-pesawat jet tempur canggih pada masa itu, serta memiliki kapal perang besar raksasa lautan sekelas KRI Irian Jaya yang menggetarkan belanda untuk segera angkat kaki dari wilayah Papua barat.

Peralatan tempur canggih ini adalah hasil dari presiden Soekarno atas kedekatanya dengan Uni Soviet waktu itu, Amerika Serikat yang dicap sebagai negara adidaya pun sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer Indonesia yang disokong secara besar-besaran oleh teknologi terbaru buatan Uni Soviet (sekarang Rusia).

Keakraban antara Pemerintah Indonesia dengan Uni Soviet membuahkan hasil, salah satunya yaitu kekuatan militer Indonesia mendapatkan bantuan yang tak tanggung-tanggung yakni sebesar US$ 2,5 Milyar dari angkatan laut dan udara termaju di dunia yaitu Uni Soviet.

Peringkat 14 Dunia, 8 asia-pasific dan N0.1 di Asia Tenggara


setelah menjadi angkatan perang paling menakutkan di belahan bumi selatan indonesia terus berbenah untuk menigkatkan sistem pertahanan tak .Indonessia melakuan pembelian, perbaikan dan memodernisasi alutsista, tak cuma alutsista tentunya Tentara nya pun dilatih dengan baik.  Tahun ini pemerintah mengangarkan APBN sebanyak Rp 99,6 Triliun.
Saat artikel ini di buat menurut Global fire power dalam lamanya menulis indonesia berada di peingkat 1 di asia tenggara , peringkat 8 asia pasifik dan peringkta 14 di dunia dari 126 negara.
kalau mau cek http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp


 Peringkat Ketiga Pasukan Elite Dunia



Penilaian ini datang dari Discovery Channel Military, menurut Discovery Channel Military edisi 2008, Kopassus berada di posisi tiga pasukan elite dunia karena ternyata mampu mengalahkan pasukan elite dari beberapa negara lain yang terlalu bergantung pada teknologi akurat, serba digital dan super canggih


Peringkat Kedua Sukses Operasi Militer



Pada pertemuan Elite Forces di Wina, Austria. Kopassus meraih peringkat kedua dalam melakukan operasi militer stategis (intelijen, pergerakan, penyusupan, penindakan). Sementara itu, urutan pertama adalah pasukan elite Amerika Serikat Delta Force. Saat itu, 35 pasukan elite dari beberapa negara di dunia unjuk gigi dalam ajang tersebut


Sebagai Mentor / Pelatih Militer di benua Afrika.



Militer Indonesia terutama korps elite (kopassus) sangat dikenal kehebatanya di Afrika karena terutama strategi perangnya, Setidaknya lebih dari 80% para Perwira Kopassus berpartisipasi dalam acara pelatihan militer di Afrika. Hingga akhirnya beberapa negara di Afrika Utara hingga Barat memiliki acuan teknik pembentukan dan pelatihan pasukan elite berkat tentara Indonesia.


Demikianlah beberapa pencapain TNI yang di bahas pada artikel ini , tentunya masih banyak lagi prestasi atau pencapaian yang membanggakan dari angkatan perang kita, Bravo TNI
sumber : 
https://id.wikipedia.org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia
http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp
http://www.dicub.id/2016/02/kekuatan-militer-indonesia-di-mata-dunia-2016.html
google image

Sunday, October 2, 2016

Sejarah dan Fakta tahun baru hijriah

selamaat tahun baru hijriyah

Sejarah

Pada tahun 682 Masehi, 'Umar bin Al Khattab yang saat itu menjadi khalifah melihat sebuah masalah. Negeri islam yang semakin besar wilayah kekuasaannya menimbulkan berbagai persoalan administrasi. Surat menyurat antar gubernur atau penguasa daerah dengan pusat ternyata belum rapi karena tidak adanya acuan penanggalan. Masing-masing daerah menandai urusan muamalah mereka dengan sistem kalender lokal yang seringkali berbeda antara satu tempat dengan laiinnya.
Maka, Khalifah 'Umar memanggil para sahabat dan dewan penasehat untuk menentukan satu sistem penanggalan yang akan diberlakukan secara menyeluruh di semua wilayah kekuasaan islam.

Nama bulan-bulan dalam kalender islam

Sistem penanggalan yang dipakai sudah memiliki tuntunan jelas di dalam Al Qur'an, yaitu sistem kalender bulan (qomariyah). Nama-nama bulan yang dipakai adalah nama-nama bulan yang memang berlaku di kalangan kaum Quraisy di masa kenabian. Namun ketetapan Allah menghapus adanyapraktek interkalasi (Nasi'). Praktek Nasi' memungkinkan kaum Quraisy menambahkan bulan ke-13 atau lebih tepatnya memperpanjang satu bulan tertentu selama 2 bulan pada setiap sekitar 3 tahun agar bulan-bulan qomariyah tersebut selaras dengan perputaran musim atau matahari. Karena itu pula, arti nama-nama bulan di dalam kalender qomariyah tersebut beberapa di antaranya menunjukkan kondisi musim. Misalnya, Rabi'ul Awwal artinya musim semi yang pertama. Ramadhan artinya musim panas.
Praktek Nasi' ini juga dilakukan atau disalahgunakan oleh kaum Quraisy agar memperoleh keuntungan dengan datangnya jamaah haji pada musim yang sama di tiap tahun di mana mereka bisa mengambil keuntungan perniagaan yang lebih besar. Praktek ini juga berdampak pada ketidakjelasan masa bulan-bulan Haram. Pada tahun ke-10 setelah hijrah, Allah menurunkan ayat yang melarang praktek Nasi' ini:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." [At Taubah (9): 38]
"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah... " [At Taubah (9): 39]
Dalam satu tahun ada 12 bulan dan mereka adalah:
  1. Muharram
  2. Shafar
  3. Rabi'ul Awal
  4. Rabi'ul Akhir
  5. Jumadil Awal
  6. Jumadil Akhir
  7. Rajab
  8. Sya'ban
  9. Ramadhan
  10. Syawal
  11. Dzulqa'idah
  12. Dzulhijjah
Sedangkan 4 bulan Haram, di mana peperangan atau pertumpahan darah di larang, adalah: Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Peristiwa Hijrah sebagai tonggak Kalender Islam

Masalah selanjutnya adalah menentukan awal penghitungan kalender islam ini. Apakah akan memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad saw., seperti orang Nasrani? Apakah saat kematian beliau? Ataukah saat Nabi diangkat menjadi Rasul atau turunnya Al Qur'an? Ataukah saat kemenangan kaum muslimin dalam peperangan?
Ternyata pilihan majelis Khalifah 'Umar tersebut adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah. Karena itulah, kalender islam ini biasa dikenal juga sebagai kalender hijriyah. Kalender tersebut dimulai pada 1 Muharram tahun peristiwa Hijrah atau bertepatan dengan 16 Juli 662 M. Peristiwa hijrah Nabi saw. sendiri berlangsung pada bulan Rabi'ul Awal 1 H atau September 622 M.
Pemilihan peristiwa Hijrah ini sebagai tonggak awal penanggalan islam memiliki makna yang amat dalam. Seolah-olah para sahabat yang menentukan pembentukan kalender islam tersebut memperoleh petunjuk langsung dari Allah. Seperti Nadwi yang berkomentar:
"Ia (kalender islam) dimulai dengan Hijrah, atau pengorbanan demi kebenaran dan keberlangsungan Risalah. Ia adalah ilham ilahiyah. Allah ingin mengajarkan manusia bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan berlangsung terus. Kalender islam mengingatkan kaum muslimin setiap tahun bukan kepada kejayaan dan kebesaran islam namun kepada pengorbanan (Nabi dan sahabatnya) dan mengingatkan mereka agar melakukan hal yang sama."

Fakta tahun Hijriah

1. Kalender Hijriah dimulai pada tahun Nabi Muhammad melakukan hijrah (pindah) dari Mekah ke Madinah.
2. Pada tahun 2016 ini, tahun baru Hijriah mulai memasuki tahun 1438. Berarti antara tahun Masehi dan tahun Hijriah terjadi perbedaan ratusan tahun.
3. Perhitungan kalender Hijriah menggunakan peredaran Bulan. Sedangkan kalender Masehi menggunakan peredaran Matahari.
4. Kalender Hijriah memiliki12 bulan, dimulai dari bulan Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah.
5. Tanggal1 Muharram tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 Masehi.
6. Dalam kalender Hijriah, sebuah hari dan tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari. Sedangkan pada kalender Masehi sebuah hari dan tanggal dimulai pada pukul 00.00 dini hari.
7. Awal bulan dalam kelender Hijriah ditandai dengan munculnya hilal atau Bulan Sabit pertama kali pada bulan baru di ufuk barat, sesaat setelah terbenamnya Matahari.
8. Sultan Agung dari Kerajaan Mataram membuat kalender Islam Jawa berdasarkan kalender Hijriah, sehingga nama bulan dalam kalender Islam Jawa pun mirip dengan bulan dalam kalender Hijriah. Coba perhatikan:  Muharram menjadi Suro  karena pada hari ke-10 Muharram diperingati sebagai hari Asyura. Safar menjadi Sapar . Rabiul Awalmenjadi Mulud karena pada hari ke-12 Rabiul Awal adalah hari kelahiran atau maulid Nabi Muhammad. Rabiul Akhir menjadi Bakda Mulud , Jumadil Awal sama Jumadil Awal, Jumadil Akhir sama Jumadil Akhir, Rajab menjadi Rejeb , Sya’ban menjadi Ruwah , Ramadhan menjadi Pasa , Syawal menjadi Sawal , Dzulkaidah menjadi Dulkaidah , dan Dzulhijjah menjadi Besar.  
9. Berdasarkan kalender Hijriah, umat Islam hanya memiliki dua hari raya, yaitu Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal dan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah. 

Tuesday, September 20, 2016

Makalah Iman kepada Rasul

Makalah iman kepada Rasul



BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul, mulai dari yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para Rasul-Rasul Allah merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu untuk menyampaikan wahyu Allah SWT berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

2.Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1)      Apa definisi Nabi dan Rasul ?
2)      Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasul?
3)      Apa sajakah tugas dan mukjizat para Rasul ?
4)      Siapa saja Rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi?
5)      Bagaimana cara kita beriman kepada Nabi dan Rasul ?
6)      Apa hikmah beriman kepada Rasul ?


3.Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
Untuk mengetahui definisi Nabi dan Rasul,Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Nabi dan Rasul,Untuk mengetahui siafat-sifat yang dimiliki para Rasul,Untuk mengetahui tugas dan mukjizat para Rasul,Untuk mengetahui siapa saja Rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi,Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah.



























BAB II
PEMBAHASAN
1.Definisi Nabi dan Rasul
Secara etimologis Nabi berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kwajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi (saja). Namun bila diikuti dengan kwajiban menayampaikan atau membawa misi (ar-risalah) tertentu, maka dia disebut (juga) dengan Rasul. Jadi setiap Rasul juga Nabi, tetapi tidak setiap Nabi menjadi Rasul (Al-Jazairy,1978, hal. 258-259).
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dn Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, jalan-jalan, kawin, punya anak, merasa sakit, senang, kuat, lemah, mati dan sifat-sifat manusiawi lainnya. Menurut hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh At-Turmudzi jumlah rasul ada 312 rasul, sedangkan jumlah nabi ada 124 ribu orang.
Perbedaan Nabi dan Rasul Diantara perbedaan itu adalah:
·         Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian,
·         Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.
·         Para rasul diutus dengan membawa syari’at baru, sedangkan nabi hanya mengikuti syari'at sebelumnya,
·         Seluruh rasul diselamatkan dari percobaan pembunuhan dari umatnya, tapi sebagian para nabi pernah dibunuh oleh umatnya

Nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui adalah sebagai berikut:
1.Nabi Adam AS.                   2.Nabi Idris AS.                      3.Nabi Nuh AS.
4.Nabi Hud AS.                      5.Nabi Soleh AS.                    6.Nabi Ibrahim AS.
7.Nabi Luth AS.                     8.Nabi Ismail AS                    9.Nabi Ishak AS.
10.Nabi Yakub AS.                11.Nabi Yusuf AS.                 12.Nabi Ayub AS.
13.Nabi Sueb AS.                   14.Nabi Musa AS.                  15.Nabi Harun AS.
16.Nabi Zulkifli AS.               17.Nabi Daud AS.                  18.Nabi Sulaiman AS.
19.Nabi Ilyas AS.                   20.Nabi Ilyasa AS.                  21.Nabi Yunus AS.
22.Nabi Zakaria AS.               23.Nabi Yahya AS.                 24.Nabi Isa AS.

2.Sifat-sifat yang Dimiliki Para Rasul
Sifat-safat wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul :
1.As-Shiddiq (benar)
Artinya selalu berkata benar , tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul – baik berupa janji, berita, ramalan masa depan, dan lain-lain – selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib atau (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan risalahnya.
2.Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat atau (berkhianat). Seseorang yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
3. At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman atau (menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya.
4. Al-Fathanah (cerdas)
Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah atau (tidak cerdas atau pelupa).

3.Tugas dan Mukjizat Rasul
Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah SWT semata,menyampaikan wahyu  menegakkan agama (iqamatu ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainakan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiya’ 21-25).
Dalam menjalankan tugasnya, para Rasul berperan sebagai mubasysyrin dan munzirin artinya memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan memberikan keridhaan, pahala dan balasan sorga dan member peringatan perbuatan jahat akan dib alas Neraka.
Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa mereka, serta untuk menjawab tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang, para Rasul dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat yaitu kejadian luar biasa (khawari-qul ‘adah) yang terjadi atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang mengendaki. Misalnya mukjizat Nabi Ibrahim AS yang tidak hangus terbakar di dalam api besar yang menyala, bahkan beliau merasakan kenyamanan berada di dalamnya. Bukanlah dengan maksud mendemonstrasikan kemampuannya “tahan api”, teteapi memang keadaan waktu itu yang menyebabkan Allah memilihkan mukjizat ini untuk Ibrahim Khalilullah. Mukjizat Nabi Musa antara lain membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentang jalan raya di tengahnya, atau sebelumnya tongkat menjadi ular besar  yang melahap habis ular-ular tukang sihir suruhan Fir’aun, memang sesuai dengan tantangan dan situasi yang dihadapi oleh musa Kalimullah waktu itu. Begitu juga mukjizat Nabi Isa AS yang bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit berat yang tidak mampu disembukan oleh “dokter-dokter ahli” waktu istu sesuai dengan kecenderungan dan prestasi pengobatan mas itu. Tapi Khusus untuk Nabi Muhammad SAW disamping mukjizat yang hissiyah (indrawi) seperti keluardari sela-sela jarinya untuk keperluan para sahabat berwhudhu, beliau dilengkapi dengan mukjizat yang abadi sepanjang zaman yaitu Kitab Suci Al-Qur’an. Hal itu sesuai dengan tugas beliau sebagai Rasul untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti, berbeda dengan Rasul-Rasul sebelumnya yang hanya diutus untuk umat dan masa tertentu saja.

4.Rasul-Rasul yang Ulul ‘Azmi
adalah sebuah gelar kenabian istimewa yang diberikan kepada para rasulyang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid.
Rasul-Rasul yang digelari ulul ‘azmi ada lima orang yaitu:
1)      Muhammad SAW
2)      Nuh AS
3)      Ibrahim AS
4)      Musa AS
5)      Isa AS
Tentang hal itu Allah SWT berfirman:
“Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya Rasul-Rasul yang Ulul ‘Azmi….” (Al-Ahqaf 46:35).
“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera Maryam, dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (Al-Ahzab 33:7).

5.Cara Mengimani  Nabi dan Rasul
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Bagi yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman secara ijmal saja, sedangkan bagi yang disebutkan namanya kita wajib beriman secara tafshil.
Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan dan keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya didalam Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman seseorang yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan Rasul-Rasul yang diutus oleh Allah SWT.

6.Hikmah Beriman Kepada Rasul
Beriman kepada Rasul Allah memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain:
1)      Mendapat rahmat Allah SWT.
2)      Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3)      Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
4)      Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5)      Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt serta Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
6)      Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki dan Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati.




BAB III
PENUTUP
1.  Kesimpulan
Beriman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan hal wajib dan patut dipelajari, karena selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat, juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada Rasul-Rasul Allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

2.  Saran
Mungkin inilah yang bisa penulis sampaikan pada penulisan tugas makalah “Iman Kepada Rasul”. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang penulis tuliskan, karena penulis hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan penulis juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari pada masa sebelumnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata akidah yang telah memberi tugas ini demi kebaikan diri penulis dan harapannya juga untuk orang lain.









DAFTAR PUSTAKA

Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syari’ah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.